Artikel

FISIKA untuk GENERASI Z di ERA GLOBALISASI


Berita tentang generasi milenial menjadi trending topik hangat yang masih dibicarakan oleh netizen di media social dan elektronik.

Generasi milenial adalah generasi yang dilahirkan dari tahun 1981 sampai dengan tahun 2000. Pada umur ini, bisa dikatakan bahwa ini adalah masa-masa umur produktif, karena mereka adalah generasi muda yang berumur 17 sampai dengan 38 tahun. Saat ini generasi millennial telah berganti dengan generasi Z dimana generasi Z ini merupakan generasi muda yang lahir di kisaran tahun 2000 hingga sekarang ini. Gererasi Z atau biasa juga disebut sebagai generasi NET ini lahir disaat internet telah berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Mereka lahir tanpa mengetahui masa kehidupan tanpa internet, komputer, dan telepon genggam. Dengan kata lain generasi Z adalah generasi yang lahir era digital.

Istilah Kids jaman now ini cenderung memiliki karakteristik yang unik diantaranya: memiliki ambisi besar untuk sukses, berlaku instan, cinta kebebasan, percaya diri, menyukai hal yang detail, dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan. Pembelajaran di sekolah pun mesti menyesuaikan dengan karakteristik generasi ini. Guru mesti pandai mengolah pembelajaran di kelas agar mendapat perhatian khusus dari para generasi Z sebagai siswanya ini.

Generasi Z belajar Fisika di era globalisasi ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi guru fisika. Fisika sebagai salah satu cabang sains yang mempelajari gejala dan fenomena alam beserta interaksi yang menyertainya ini merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk ke dalam daftar mata pelajaran yang tidak disukai oleh para siswa. Alasan mereka fisika itu sulit dan membosankan apalagi jika terkait dengan seabrek teori dan rumus-rumus yang mengantri untuk dipahami dan dihafal. Belum lagi ditambah dengan penyajian guru yang membosankan serta pembelajaran yang Class Oriented tak pernah labolatory Oriented.

Era sekarang, semuanya serba digital, seseorang akan merasa ketinggalan informasi jika tidak mempunyai gadget, bahkan tidak percaya diri jika tidak bisa mengoperasikan android. Memang benar adanya, komunikasi akan lebih cepat tersampaikan dengan menggunakan kecanggihan teknologi, jejaring sosial yang semakin banyak membuat generasi Z lebih banyak menggunakan berbagai aplikasi yang mereka sukai.

Dampak dari perkembangan era digital dan industry 4.0 membawa perubahan positif dan negatif, khususnya pada siswa SMA. Salah satu dampak positif adalah mereka lebih peka dan terbuka terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Informasi apa saja dapat dengan cepat mereka akses. Sedangkan dampak negatifnya, mereka mudah lupa kontrol, asyik dengan gadgetnya tanpa kenal waktu. Hal ini mengakibatkan kecenderungan untuk kebablasan dalam memahami sesuatu yang dianggap tabu atau melanggar norma agama dan sosial.

Pembelajaran fisika di sekolah turut andil membentuk karakter para generasi Z ini untuk mempersiapkan mereka menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan menduniakan segala aspek kehidupan, baik di bidang politik, sosial budaya, ekonomi, agama terutama sekali menduniakan bidang teknologi. Proses globalisasi ini membutuhkan generasi yang tangguh, cakap dan berkarakter. Fisika memiliki esensi itu semua. Pembelajaran fisika yang memuat tiga aspek yang apabila diterapkan dengan sungguh-sungguh akan berpengaruh besar dalam proses hidup sehari-hari.

Aspek-spek pembelajaran fisika itu diantaranya adalah: Aspek pengetahuan, aspek proses, dan aspek sikap. Aspek pengetahuan pada pembelajaran fisika termuat dalam berbagai konsep fisika yang meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, serta pengetahuan metakognitif. Pengetahuan faktual contohnya pengetahuan tentang langit, bumi dan matahari yang konsepnya mengajak para siswa untuk selalu berada pada kejujuran dan kebenaran berdasarkan fakta. Kejujuran dan kebenaran berdasarkan fakta ini sangat penting bagi kehidupan sosial masyarakat yang global ini. Pengetahuan konseptual ini mengajak siswa untuk dapat membuat klasifikasi serta mengkategorikan segala sesuatu sesuai dengan data yang ada. Hal ini mengajarkan para siswa untuk teliti dalam menghadapi segala berita dan tidak mudah terpancing berita yang belum tentu kebenarannya. Pengetahuan prosedural mengajarkan para siswa untuk memahami langkah-langkah dalam menyelesaikan ataupun melakukan sesuatu sehingga dalam prakteknya nanti harapannya hidupnya teratur dan tidak serampangan. Sedangkan pengetahuan metakognitif mengajarkan siswa untuk mandiri dalam mengembangkan daya inisiatif sendiri, mengembangkan ide-ide kreatif dsan inovatif sehingga pada akhirnya siswa akan terampil dan senantiasa dinamis selaras dengan perkembangan jaman.

Aspek kedua dalam pembelajaran fisika adalah aspek proses. Pada proses ini siswa diajak untuk menerapkan metode yang selalu dipakai para ilmuwan dalam melakukan percobaan dan pengambilan keputusan. Metode ini adalah metode ilmiah yang akan mengaka para siswa untuk membuat hipotesa, mengumpulkan data, menganalisa dan menyimpulkan kebenaran hipotesa yang telah dibuat.  Proses berpikir yang rasional berdasarkan fakta membantu siswa dalam pengambilan keputusan  yang tepat. Hal ini sangat berpengaruh besar dalam proses kehidupan nyata kelak dikemudian hari.

Aspek ketiga adalah aspek sikap. Aspek sikap ini mengajarkan siswa untuk memiliki sikap-sikap positif dan mulia. Diantaranya jujur, disiplin, teliti, obyektif, setia pada data, daya tahan tinggi, dan ulet. Disinilah perubahan cara pandang dan karakter siswa dapat dibentuk. Ketiga aspek pembelajaran fisika inilah apabila diterapkan dengan sungguh-sungguh akan memberikan hasil generasi Z yang tangguh dan siap mendunia di era globalisasi ini. Bersama pembelajaran fisika generasi Z menantang era globalisasi.

 

Oleh :

Untoro Adi Aristina, S. Pd

Guru Fisika SMA Negeri 1 Baturetno

Kabupaten Wonogiri

Admin

Website Resmi SMA Negeri 1 Baturetno

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *